PONTIANAK BALI PENUH BARA.

Jadi, travelling itu memang sangat mengasikan disaat kita belum berkeluarga, apalagi dengan teman. Tetapi travelling juga sangat mengasikan jika bertemu keluarga, jadi akomodasi sedikit meringan. Cerita nya teman saya terlalu darmawan, sehingga beberapa kali membuat liburan gratis buat kami hanya untuk memuaskan nafsu kami berkencan dengan alam. Karena akomodasi gratis, kita tidak bisa memilih tempat liburan selain yang dipilihin Bu Dona(tur). Bu Dona sangat mencintai Bali, maka destinasi pun selalu ke BALI. Kami tidak menolak, lagi-lagi kami tidak kenal bosan karena Bali SELALU WONDERFUL(wonderful juga untuk menghabis kan uang).

Bandara Situation (Supadio, Pnk)


Malam sebelum keberangkatan, koper sudah ready, raga sudah ready, hari saja yang kunjung belum ready ke tanggal dimana pesawat kami sudah di pesan. Ketika hari nya sudah tiba, medadak whats app messengger masuk yang pada inti nya request tas koper harus di ganti ke tas ransel dengan alasan kami akan melalang buana di pulau. Dengan sangat santai saya menjawab “yakali kalau kita jadi ke pulau, kita kan mau stay di penida dan lembongan”. Teman travelling saya, anak si Bu Dona langsung nyaut penuh emosi “Penida dan Lembongan itu pulau Umay”. BARA tanpa asap, api tanpa jerami, PANAS. Debat penuh dongkol berlangsung, whatsapp dan pertemuan penuh amukan(padahal hanya dalam hati). Akhirnya menyerah karena pada kata ‘iya’, 3 jam sebelum keberangkatan. Memutuskan meminjam tas ransel, pulang, makan, memindahkan isi tas koper ke ransel, lalu pesen gocar dan berubah jadi gojek karena sudah terlambat. Waktu tinggal 2 jam, perjalanan ke Bandara memakan 1 jam. Tepat 50 menit tiba di bandara, make up memudar karena rintikan gerimis mengiri mendungnya hati. Terlebih lagi saat mendengar keputusan abang gojek yang drama “mbak maaf sampai sini saja, ojek online tidak boleh masuk, kalau kami masuk, kami dibantai”. Seketika hening dan ongkospun dibayar. 10 menit berjalan dengan ransel seberat dosa koruptor negara, ternyata tidak ada yang mudah jika ingin mendapat kan sesuatu.


Antonio Blanco, Ubud, Bali.



Check in! CGK, transit penuh delay, akhirnya sampailah di Bali penuh lelah. Okey tidak mengapa, yang penting ke Pulau.

Terima kasih kepada Bu Dona yang sangat membuat cerita pada blog ini, saya bisa menulis panjang dan ternyata ransel saya tinggal di hotel(Legian) saat ke Pulau karena terlalu banyak isi nya dan ternyata banyak bule yang pergi ke lembongan dan penida menggunakan koper. BARA di hati sudah lupakan saja, yang penting cerita Penida dan Lembongan akan selalu dihati.



Posting Komentar

0 Komentar